info lowongan kerja terbaru - kerja di rumah

Jumat, 29 Agustus 2008

KOMPETENSI

Kita sering mendengar istilah kompetensi.Kompetensi sebagai karyawan adalah bla...bla...bla... Kompetensi sebagai kepala seksi adalah bla...bla...dan seterusnya. Lantas apa sih kompetensi itu? Istilah komptensi berhubungan dengan dunia pekerjaan. Kompetensi mengandung pengertian pemilikan pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan.
Karakter yang membentuk kompetensi yakni pengetahuan, ketrampilan, konsep diri dan nilai-nilai, karakteristik pribadi, dan motif. Kita semua mengagumi orang yang memperlihatkan kompetensi yang besar, entah mereka tukang yang trampil, atlet kelas dunia, ataupun pemimpin bisnis yang sukses.
Namun sesungguhnya, Anda tidak perlu menjadi Faberge, Michael Jordan, atau Bill Gates untuk mencapai kesempurnaan dalam bidang kompetensi. Ada pepatah, "Segalanya datang kepada dia yang menunggu." Sayangnya, terkadang tinggal sisa-sisa dari orang yang sampai duluan. Orang yang bertanggung jawab muncul seperti yang diharapkan. Namun, orang yang berkompetensi tinggi melangkah lebih jauh lagi. Mereka tidak hanya muncul secara jasmani. Mereka datang dalam keadaan siap tanding setiap harinya bagaimanapun perasaan mereka, keadaan apa pun yang mereka hadapi, atau seberapa sulitpun mereka perkirakan pertandingannya nanti.

Ada lima hal yang dapat digali dalam definisi kompetensi.
(1).Karakter Dasar diartikan sebagai kepribadian seseorang yang cukup dalam dan berlangsung lama. Dalam definisi ini, karakter dasar mengarah pada motif, karakteristik pribadi, konsep diri
dan nilai-nilai seseorang.
(2).Kriteria Referensi berarti bahwa kompetensi dapat diukur berdasarkan standar atau kriteria tertentu. Dapat diukur faktor -faktor pembentuk terjadinya kinerja karyawan yang beragam
(unggul, biasa, dan rendah). Dari faktor-faktor tersebut kemudian dapat diprediksi kinerja eseorang. Misalnya angka penjualan yang dilakukan seorang sales per satuan waktu.
(3).Hubungan Kausal mengindikasikan bahwa keberadaan suatu kompetensi dan pendemonstrasiannya memprediksi atau menyebabkan suatu kinerja unggul. Kompetensi-kompetensi seperti motif, sifat dan konsep diri dapat memprediksikan
ketrampilan dan tindakan. Kemudian ketrampilan dan tindakan memprediksi hasil kinerja pekerjaan. Jadi disitu ada maksud atau motif yang mengakibatkan sebuah tindakan atau perilaku yang membuahkan hasil. Contohnya, kompetensi pengetahuan selalu digerakkan oleh kompetensi motif, karakteristik pribadi, atau konsep diri. Model kausal ini dapat diperjelas lagi melalui contoh berikut; kalau organisasi tidak mengakuisisi atau mengembangkan kompetensi inisiatif bagi para karyawannya, maka dapat diduga pekerjaan yang harus disupervisinya akan dikerjakan ulang dan biaya untuk memastikan kualitas pelayanan akan meningkat.
(4).Kinerja Unggul mengindikasikan tingkat pencapaian, misalnya dari sepuluh persen tertinggi dalam suatu situasi kerja.
(5).Kinerja Efektif adalah batas minimum tingkat hasil kerja yang dapat diterima. Ini biasanya merupakan garis batas dimana karyawan yang hasil kerjanya di bawah garis ini dianggap tidak kompeten untuk melakukan pekerjaan tersebut. Kompetensi merujuk kepada karakteristik yang mendasari perilaku yang menggambarkan motif, karakteristik pribadi (ciri khas), konsep diri, nilai-nilai, pengetahuan atau keahlian yang dibawa seseorang yang berkinerja unggul (superior performer).

Dengan demikian kompetensi terdiri dari beberapa jenis karakteristik yang berbeda yang mendorong perilaku. Fondasi karakteristik ini terbukti dalam cara seseorang berperilaku di tempat kerja. Kompetensi adalah mengenai orang seperti apa dan apa yang dapat mereka lakukan bukan apa yang mungkin mereka lakukan. Pemeliharaan dan Pengembangan
kualitas merupakan dua kata kunci yang menjadikan kompetensi itu berarti.

Hal berikutnya adalah pertanyaan kapan dan dimana kompetensi itu dihadirkan ?
Jawabannya sederhana dan tidak bisa diganggu gugat yaitu : Dimana saja dan Kapan saja, sebab mati hidupnya suatu kompetensi menuntut pemeliharaan dan pengembangan Pengetahuan yang baik yang dimiliki seseorang akan membuat orang itu melakukan sesuatu yang baik, membuatnya dianggap lebih ahli oleh orang lain serta mendapat kredensi sosial. Itulah mengapa pengetahuan adalah salah satu faktor yang harus dimiliki oleh seseorang agar dapat memiliki Kompetensi.

Lalu bagaimana kita agar memiliki kompetensi yang tinggi, dalam hal ini saya mendeskripsikan sebagai berikut.
1.Teruslah memperbaiki diri.
semua orang yang berkompetensi tinggi terus mencari cara-cara untuk terus belajar, bertumbuh, serta memperbaiki diri. Mereka melakukannya dengan menanyakan mengapa. Toh, orang yang mengetahui bagaimana caranya akan selalu mendapat
kan pekerjaan, namun orang yang mengetahui mengapa yang akan selalu menjadi sukses.
2.Tindak lanjutilah dengan sempurna.
Kualitas tidaklah pernah merupakan suatu kebetulan, kualitas selalu merupakan hasil dari tekad yang bulat, upaya yang tulus, arahan yang cerdas,
serta pelaksanaan yang penuh ketrampilan kualitas mencerminkan pilihan bijaksana dari berbagai alternatif. Berprestasi sempurna selalu merupakan suatu pilihan, suatu kehendak. kita berharap orang-orang akan menindaklanjutinya jika kita melempar bolanya.
3.Capailah lebih dari yang diharapkan.
Orang yang berkompetensi tinggi selalu menempuh jarak ekstra. Bagi mereka, cukup itu tidak pernah cukup. Dalam buku "Men in Mid-Life Crisis," Jim Conway menulis bahwa ada orang yang merasakan "semakin lemahnya kebutuhan untuk menjadi orang besar, dan semakin kuatnya perasaan`ya kita jalani saja deh sebisa kita`. Tidak usah pusing kalau tidak mencetak gol. Pokoknya jalani saja pertandingannya dan jangan sampai dipersalahkan." Seorang yang memiliki kompetensi tidak mungkin dapat mempertanggungjawabkan sikap seperti itu. Mereka perlu melaksanakan tugasnya serta lebih banyak lagi, hari demi hari. Lalu Bagaimanakah sikap Anda dalam melaksanakan tugas? Apakah Anda mengerahkan seluruh kemampuan Anda untuk meraih prestasi setinggi mungkin? Atau apakah hanya sekedarnya saja? Jika Anda renungkan orang-orang yang kompeten, sesungguhnya hanya ada tiga jenis orang:
1. Mereka yang dapat melihat apa yang harus terjadi
2. Mereka yang dapat membuatnya terjadi
3. Mereka yang dapat membuat segalanya terjadi secara maksimal.

Saya pernah membaca editorial di majalah yang bunyinya, "Kita benar-benar generasi yang sesat, yang berpacu di jalur cepat entah kemana, selalu mencari lambang uang sebagai petunjuknya. Itulah satu-satu nya standar yang kita kenal. Kita tidak punya keyakinan, tidak punya batasan Kompetensi" Anda hanya akan menjadi sebaik standar pribadi Anda sendiri.
Jika prestasi Anda tidak konsisten dan kompetensi anda kurang, periksalah kembali standar Anda. Apakah sasaran Anda terlalu rendah? Apakah Anda suka mengambil jalan pintas? Jika ya, tentukanlah ekspektasi yang lebih menuntut terhadap diri sendiri. Carilah cara untuk memperbaiki diri. Tak seorang pun dapat terus memperbaiki dirinya tanpa tekad yang kuat.
Lakukanlah riset kecil untuk menemukan tiga hal yang dapat Anda lakukan untuk memperbaiki keterampilan profesional Anda.

Untuk meningkatkan kompetensi Anda, lakukanlah yang berikut:
Fokuskan perhatian Anda.
Jika selama ini Anda tidak terfokus kepada pekerjaan Anda secara mental atau emosional, perbaikilah.
Pertama, dedikasikanlah diri kembali kepada pekerjaan Anda. Bertekadlah untuk
memberikan perhatian penuh.
Kedua, cari tahulah mengapa Anda tidak fokus. Apakah Anda membutuhkan tantangan-tantangan baru? Apakah Anda berkonflik dengan lingkungan anda? Apakah pekerjaan Anda tidak mempunyai masa depan? Identifikasikanlah sumber masalahnya dan buatlah rencana untuk menyelesaikannya.
Maka menurut standar saya menjadi orang yang berkompetensi tinggi adalah suatu keharusan. Percayalah orang yang mempunyai kompetensi tinggi akan diimbal dengan value diri yang tinggi pula, jadi sudahkah anda mempunyai kompetensi diri yang tinggi...(Allahualam bis shawab)